Perusahaan patungan Gojek dan TBS Energi Utama (TBS), Electrum menggandeng Pertamina, Gogoro, dan Gesits dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik terintegrasi. Direktur Electrum dan CEO serta Co-Founder Gojek Kevin Aluwi mengatakan sinergi ini dalam rangka menjadikan Indonesia sebagai pemimpin di industri kendaraan listrik global.
Selain itu juga mendukung upaya transisi energi hijau yang tengah digencarkan oleh pemerintah. Sekaligus menyukseskan Presidensi G20 Indonesia.

"Gojek, sebagai bagian dari Grup GoTo memiliki komitmen zero emissions (nol emisi karbon), yaitu menjadi platform karbon-netral dan menargetkan armadanya 100% kendaraan listrik di 2030," ujar Kevin dalam keterangan tertulis, Rabu (23/2/2022).

Diketahui, transisi energi juga menjadi 1 dari 3 topik prioritas yang akan dibawa RI dalam pertemuan puncak G20 yang rencananya digelar di Bali pada November tahun ini. Melalui fokus ini, Indonesia mendorong peralihan penggunaan energi berbasis fosil yang menghasilkan emisi karbondioksida menuju energi baru dan terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.

"Komitmen Gojek ini sesuai dengan satu dari tiga prioritas G20 tahun ini yakni transisi energi. TBS yang berbagi komitmen yang sama pun berencana mentransformasi usahanya menjadi green business dengan fokus pada pengembangan dan investasi di bidang renewable energy and clean business," terang dia.

Baca juga:
Jokowi Apresiasi Electrum-Gojek Genjot Ekosistem Kendaraan Listrik RI
Adapun peluncuran kolaborasi telah dilaksanakan pada Selasa (22/2) yang ditandai dengan hadirnya layanan GoRide Electric di aplikasi Gojek untuk uji coba komersial di wilayah Jakarta. Targetnya sepanjang tahun 2022, Electrum, Pertamina, Gogoro, dan Gesits dapat memperluas uji coba komersial penggunaan kendaraan listrik roda dua secara bertahap hingga ribuan unit.

"Dengan uji coba komersial motor listrik untuk digunakan oleh mitra driver Gojek, kami bisa mendapatkan berbagai insight dari mitra driver dan penumpang atau konsumen, seperti misalnya terkait operasional kendaraan listrik termasuk pengalamanan dalam berkendara, penghematan hingga kemudahan penggantian baterai sebagai sumber daya kendaraan. Insight ini bisa kami manfaatkan untuk menjadi landasan rencana bisnis Electrum ke depannya," terang dia.

Sementara itu, Direktur Utama Electrum dan Wakil Direktur Utama TBS Pandu Sjahrir menjelaskan dalam sinergi komprehensif keempat perusahaan, pihaknya bertindak sebagai integrator dan pengembang ekosistem kendaraan listrik. Sedangkan Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga akan menyediakan stasiun penukaran baterai motor listrik di berbagai SPBU yang tersebar di kawasan Jakarta Selatan. Selanjutnya, Gogoro sebagai penyedia inovasi teknologi penukaran baterai dan motor listrik, serta Gesits akan menyediakan motor listrik beserta infrastrukturnya.

"Dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik, dibutuhkan integrator, pengembang, dan katalis yang aktif membangun ekosistem kendaraan listrik. Inilah peran yang Electrum ambil karena ekosistem kendaraan listrik di Indonesia belum terintegrasi dengan baik," kata Pandu.

"Lewat sinergi erat bersama BUMN dan swasta, kami percaya adopsi bisa terakselerasi. Tidak hanya mendorong penggunaan, kami di Electrum memastikan infrastruktur bisa tersedia dengan baik sehingga masyarakat tidak ragu memanfaatkannya," imbuhnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ikut hadir dalam acara peluncuran, menyambut baik kolaborasi antara 4 perusahaan yang berani mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir. Menurutnya sinergi antara swasta dan BUMN ini sejalan dengan isu prioritas yang dibawa Pemerintah Indonesia dalam G20 Summit, yakni transisi energi yang berkelanjutan.

"Pemerintah sangat serius untuk masuk pada energi baru terbarukan termasuk menuju pada kendaraan listrik. Oleh sebab itu, saya sangat menghargai keberanian perusahan-perusahaan masuk dari hulu sampai hilir untuk memulai membangun ekosistem kendaraan listrik," kata Jokowi.

Keberadaan ekosistem ini diharapkan dapat berperan dalam mewujudkan target emisi karbon Indonesia sebesar 29 persen di tahun 2030 dan net zero emission atau not emisi karbon di tahun 2060.

Dengan dukungan ekosistem kendaraan listrik dari hulu sampai hilir ini, Jokowi optimistis RI mampu bersaing menjadi produsen kendaraan listrik yang tidak hanya digunakan di dalam negeri, tapi juga diekspor ke mancanegara.

"Kita harapkan negara kita Indonesia nanti betul-betul mampu merajai, menjadi produsen dari kendaraan listrik. Kita targetkan nanti di 2025, dua juta kendaraan listrik bisa digunakan oleh masyarakat kita Indonesia dan selanjutnya kita akan menuju ke pasar-pasar ekspor," tandasnya.


 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved